Kehidupan Sosial Suku Badui! Suku baduy adalah sebuah kelompok masyarakat adat Suku Banten yang memiliki kehidupan sendiri dengan adat istiadat yang masih melekat sampai sekarang. Suku badui sendiri ada 2 macam yaitu badui dalam dan badui luar. Yang membedakannya antara lain suku badui dalam masih memegang teguh adat istiadat dan belum tercampur kebudayaan luar sedangkan suku badui luar berbanding terbalik dengan suku badui dalam adat istiadat sendiri suku badui luar kehidupan sosial nya sudah terkontaminasi oleh adat dari luar badui.
Misalnya penggunaan barang elektronik, bahan bangunan dan lain-lain. Perbedaan lainnya yaitu terlihat dari cara berpakaian mereka, suku badui dalam cenderung memakai pakaian yang serba putih sebab menurut mereka putih masih suci yang belum tercampur oleh kebudayaan luar. Sedangkan suku badui luar lebih dominan memakai pakaian situs judi online terpercaya yang serba hitam atau biru tua saat melakukan aktivitas sehari-hari.

Suku baduy itu sendiri sebutan untuk masyarakat baduy dari penduduk luar baduy. Misalnya sebutan dari orang Belanda yang mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi, sebab saat itu mereka nomaden atau berpindah-pindah tempat. Selain itu ada kemungkinan lain yang menyebut mereka suku baduy yaitu karena mereka tinggal dekat Gunung Baduy dan sungai baduy yang berada di bagian utara dari wilayah mereka. Orang badui sendiri menyebut dirinya sebagai Urang kanekas atau orang kanekas.
Mereka tinggal tepat di kaki pegunungan kendeng, desa kanekas. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa sunda. Tetapi mereka lancar berbahasa Indonesia bertujuan untuk berkomunikasi dengan penduduk luar. Mereka tidak bisa menulis dan tidak mengenal tulisan, sehingga adat istiadat, agama, dan cerita nenek moyang pun di simpan di tutur lisan.
Mereka tidak mengenal sekolah sebab pendidikan formal berlawanan dengan adat istiadat mereka. Bahkan mereka menolak usulan pemerintah terkait membangun fasilitas sekolah di desa mereka. Akibat dari itu orang kanekas atau suku badui tidak mengenal tulisan dan tidak bisa menulis.
Suku badui sendiri memiliki hubungan sejarah dengan orang sunda. Mulai dari bahasa dan penampilan fisik pun sama. Tapi yang membedakan nya itu kepercayaan, cara hidup mereka dan kehidupan sosial. Mereka menutup diri dari budaya luar uang bertujuan mempertahankan adat istiadat mereka. Berbeda dengan suku sunda yang lebih terbuka dengan budaya asing dan mayoritas memeluk agama islam. Orang kanekas mengaku kalau mereka keturunan batara cikal. Mata pencaharian mereka adalah bertani atau huma.
Berdirinya kesultanan Banten memasuki mereka ke wilayah kekuasaannya dan tidak lepas dari kesadaran mereka. Masyarakat Banten melakukan seba sebagai bentuk kehormatan mereka terhadap kesultanan Banten. Sampai sekarang upacara seba di laksanakan satu tahun sekali berupa pengantar hasil bumi. Suku kanekas dalam lebih memegang teguh adat istiadat berbeda dengan kanekas luar.
Inilah sebagian peraturan yang masih di antara suku kanekas dalam antara lain:
- Tidak di bolehkah menggunakan sarana transportasi
- Dilarang memakai alas kaki
- Pintu rumah masyarakat harus menghadap ke utara/Selatan kecuali ketua adat
- Tidak boleh menggunakan alat elektronik
- Harus menggunakan pakaian berwarna putih/hitam yang di jahit sendiri. Tidak di perbolehkan memakai pakaian modern
Kanekas luar adalah mereka yang keluar dari adat istiadat orang kanekas dalam. Inilah beberapa peraturan yang mereka langgar dan menyebabkan keluar dari kanekas dalam:
- Telah melanggar adat istiadat
- Berkeinginan keluar dari kanekas dalam
- Menikah dengan orang kanekas luar
Ciri-ciri masyarakat kanekas luar
- Telah mengenal teknologi
- Proses pembuatan bangunan menggunakan alat seperti gergaji, palu, paku, dan lain-lain
- Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua dan mereka kadang menggunakan pakaian modern
- Mereka sudah terpengaruh dan sebagian masuk agama islam
Kehidupan sosial pada saat itu masyarakat kanekas sudah memulai perdagangan dengan sistem barter, tapi sekarang mereka sudah menggunakan uang rupiah seperti orang biasanya. Mereka menjual hasil buah-buahan, gula aren, madu ke tengkulak. Selain itu mereka juga membeli sayur-sayuran dan bahan masakan lain yang tidak mereka produksi.
Saat ini orang luar banyak mengunjungi suku badui sampai ratusan kali mereka berdatangan mulai dari mahasiswa, siswa, wartawan, dll. Mereka berkunjung untuk mengetahui lebih dalam kehidupan sosial maupun budaya mereka seperti apa. Masyarakat kanekas menerima kedatangan para pengunjung bahkan untuk menginap tidak lebih dari satu malam dengan syarat mereka memenuhi persyaratan dan ketentuan adat istiadat disana. Aturannya antara lain tidak boleh berfoto, tidak menggunakan sabun atau odol saat mandi di sungai.
Akan tetapi sampai sekarang wilayah kanekas tertutup untuk warga negara asing bahkan wartawan asing pun di larang masuk. Orang kanekas juga senang berkelana kekota besar diwilayah mereka dengan ketentuan tidak boleh menggunakan kendaraan dan harus jalan kaki.